"Giliran kamu" Setelah merekam pesan-pesannya, perempuan itu menyerahkan iphone ke saya. Matanya sembab, air mata membasahi pipinya.
"Gak usah. Setelah kita keluar dari elevator ini, saya akan menemui, memeluk, berterima kasih dan meminta maaf sama orang-orang yang saya sayang" Saya mengembalikan iphone itu perlahan. Saya masih yakin, bahwa saya dan perempuan itu akan keluar hidup-hidup dari ruangan sempit ini.
"Termasuk mantan kamu?" Ucap perempuan itu tiba-tiba. Dengan wajah yang kusut, perempuan itu tersenyum tipis seakan-akan menyindir saya.
"Saya tidak tau. Terakhir kali saya bertemu dengan dia, dia sangat membenci saya. Sepertinya dia tidak mau lagi bertemu dengan saya" Sial! Hanya tiga kata yang keluar dari mulut perempuan itu, namun mengingatkan saya pada suatu waktu yang membuat saya benar-benar 'mati'.
"Tapi termasuk kedalam katagori orang yang kamu sayang kan?" Perempuan itu menyerang saya lagi.
Belum sempat saya membalas pertanyaanya, tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari lubang speaker dengan sedikit berteriak. "Mas, tunggu sebentar ya. Teknnisi kami sedang menjemput kalian. Mohon tenang ya mas. Jangan panik mas.. Mas? Mas?"
"IYAAAAA!!" Jawab kami bersamaan. Sepetinya pria itu yang seharusnya lebih tenang dibandingkan kami berdua.
Tidak lama pintu elevator terbuka. Ternyata posisi elevatornya berada di antara dua lantai, sehingga kami agak sedikit menanjak untuk bisa keluar dari elevator ini. Teknisi itu meminta maaf kepada kami atas kejadiaan tersebut, dan kami pun malas untuk melanjutkan pembicaraan dengannya. Sore ini saya akan menemui manajer apartemen ini.
"Percuma deh.. Udah ngerekam, nangis-nangis, eh malah gak jadi meninggalnya" Giliran saya menyindirnya dengan tersenyum lebar. puas!
"Ada yang lebih percuma.. Orang-orang yang mempunyai keinginan tapi takut untuk berbuat" Perempuan itu berhenti berbicara sejenak.
"Nanti temuin dia ya.." Sambung perempuan itu sambil menepuk-nepuk bahu kiri saya. Saya tahu apa yang dia maksud, tapi dari ucapannya tadi, saya menjadi curiga. Jangan-jangan perempuan ini seorang motivator merangkap dukun.
"Jay. dua belas kosong tujuh" saya memperkenlkan nama dan tempat tinggal saya.
"Tujuh malam. Pizza e Birra" balasnya singkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar